Sunday, May 13, 2018

penyakit virus pada ternak ruminansia


Jenis Penyakit yang disebabkan oleh virus
No
Nama penyakit
Hewan yang diserang
Gejala penyakit
Tindakan terhadap penyakit
1.
















2.















































3.














4.





























5.










6.

















7.





























8.


































9.














10.



















11.




























12.




























13

































14.

Bovine Ephemeral Fever (BEF)














Blue tongue (lidah biru)














































Sapi Gila (mad cow)













Ingusan





























Jembrana










Penyakit Mulut dan Kuku(PMK)
















Akabane





























Rabies
(Penyakit Anjing Gila )
































Avian Encephalomylitis
(AE)












Chicken Anemia Agent (CAA)


















Fowl Pox(cacar)




























Helicopter Disease



























Infectious Bronchitis (IB)
































Infectious Bursal disease(IBD= Gumboro Disease)


Sapi
















Ternak ruminansia
seperti Sapi, Kerbau, Domba, dan kambing,
serta ternak liar seperti rusa








































Sapi














Domba





























Sapi Bali










Sapi, Kerbau, Babi, Kambing, Domba















Sapi, Domba, Kambing




























Anjing , Kucing, Kera

































Ayam














Ayam umur 2-3 minggu


















Ayam




























Ayam




























Ayam

































Ayam
Suhu naik 39 – 42oC, kekakuan ekstremitas, pincang, kelemahan alat gerak, hypersaliva, sesak napas, gemetar.
- Demam, kaku dan sembuh kembali beberapa hari kemudian (3 – 5 hari)








Gejala klinis akibat infeksi BT antara
lain berupa demam, hiperemia pada
selaput lendir mulut, mata dan hidung,
ulkus pada rongga mulut, oedem pada
bibir, muka dan mata sehingga hewan
malas untuk makan, yang menyebabkan
hewan menjadi lemas



































Gejala klinis
•Perubahan temperamen : biasanya sapi akan menjadi lebih agresif dan nervous
•Inkoordinasi dan kesulitan berdiri sehingga  sapi menjadi lumpuh
•Penurunan produksi susu
•Mengakibatkan kematian


- Demam 42oC, anoreksia, dispnoea karena pembengkakan selaput lendir .
- Ada beberapa bentuk :
1. Bentuk kepala dan mata : leleran hidung profus, sereus, lalu menjadi mukopurulen, kekeruhan kornea, konjunctivitis, hiperemi selaput lendir mulut, nekrosis (bibir, gusi, pipi), kadang-kadang nekrosis pada sekitar tanduk, gejala syaraf
2. Bentuk respiratoris : nekrosa dan peradangan pada hidung sehingga gampang diserang infeksi sekunder oleh bakteri akibatnya pernapasan berbau busuk
3. Bentuk alimenter (pencernaan): nekrosa pada selaput lendir mulut, mulut berbau busuk, mencret (diare) yang dapat disertai darah

v Demam
v    Pembengkakan kelenjar limfe (limfoglandula)
v Diare berdarah
v Keringat berdarah
v Erosi ringan pada selaput lendir mulut
v Keguguran (lebih dari 6 bln)

Gejala umum:
 lesu, demam 41oC, napsu makan menurun, BB menurun, produksi susu menurun.
Gejala khas: hipersalivasi, lepuh-lepuh pada selaput lendir mulut dan kuku, malas berdiri, lepuh dapat ditemui pada ambing, vulva, skrotum, dan cungur, yang lama kelamaan terjadi nekrosa dan erosi sehingga keropeng lepas


w Hewan rentan: sapi, domba, kambing
w Cara penularan : gigitan vektorculicoides sp.
w Kelahiran cacat, Arthrogryposis (AG) yaitu pembengkakan kaki permanen
w Tortikolis : pembengkakan tulang leher
w Scoliosis: pembengkakan tulang punggun
w Hidranencheopaty (HE)
w Otot atropi pada anak yang lahir
w Karena atrofi otot kaki, anak yang dilahirkan tidak dapat berdiri Anak yang baru lahir, tahan hidup hanya beberapa bulan, dengan gangguan koordinasi, ataksia, kebutaan, regurgitasi


Pada anjing :
1.   Bentuk ganas (furious
rabies): masa eksitasi panjang, hewanumumnya mati 2 – 5 hari setelah terlihat gejala
2. Bentuk diam/dungu (dumb rabies): masa eksitasi pendek, paralisa cepat
3. Bentuk asymptomatis: hewan tiba-tiba mati dan gejala tidak nampak. Gejala terdiri dari 3 fase:
a. Fase prodromal: mencari tempat dingin, menyendiri, atau lebih agresif, nervous, refleks kornea menurun, tonus meningkat dan kaku
b. Fase eksitasi: menyerang apa saja yang ada disekitarnya. Inkoordinasi, konvulsi, mata keruh dan selalu terbuka
c. Fase paralisa: mata terbuka, refleks hilang, konvulsi lalu mati





a.       Ataksia
b.      Tremor kepala da leher terutama bila dipacu
c.       Lumpuh dan akhirnya mati
d.      Adanya gangguan susunan syaraf pusat







a.       Ayam mati secara tiba-tiba(akut)
b.      Pertumbuhan terhambat pada ayam muda dan produksi turun secara cepat pada ayam yang sedang berproduksi
c.       Anorexia, depresi, lesu dan mengantuk
d.      Jengger dan pial pucat, anemia 








Terdapat 2 bentuk fowl pox yaitu bentuk kering dan basah. Bentuk kering ditandai dengan pembentukan bungkul-bungkul kecil berwarna keabu-abuan, bungkul ini kelihatan dengan jelas pada kulit yang tidak berbulu dan lama kelamaan bungkul membesar dan menjadi satu dan akhirnya bungkul pecah dan menimbulkan keropeng.
Pada bungkul basah akan ditemukan pembentukan bungkul kecil berwarna putih didaerah mukosa saluran napas dan saluran pencernaan.








a.       a. pertumbuhan bulu yang abnormal yaitu bulu sayap primer patah pada dasarnya
b.      b. pertumbuhan bulu juga tidak teratur sehingga menyebabkan bulu-bulutampak berdiri seperti baling-baling dan menimulkan kesan seolah-olah ayam tampak seperti helkopter
c.       c. pada ayam yang sedang tumbuh diare, avitominosis.














Gangguan yang terdapat dilihat dari keluarnya lender dari hidung, sesak napas. Ngorok, gasping atau panting, bersin dan batuk, mata terlihat selalu basah, sudut mata medial melebar dan selaput niktitan berwarna merah, nafsu makan dan minum menurun.























Penyakit ini bisa kronis tetapi kadang-kadang akut, penyakit diawali dengan hilangnya nafsu makan, gemetaran, peradangan disekitar dubur dan terjadi diare berwarna putih, ayam sering tampak mematuki bulu disekitar anus.
¨      Administrasi
¨      Pencegahan : isolasi hewan sakit dan tersangka sakit
¨   Pengendalian dan pengobatan:
Vaksin yang efektif belum ada. Pengobatan dilakukan simtomatik dan pencegahan terhadap infeksi sekunder.
¨   Pencegahan :
Penyemprotan terhadap ternak sebaiknya dilakukan secara kontinyu menggunakan insektisida dan sanitasi kandang dilakukan secara rutin.

Pengendalian:
Penyakit BT, hewan yang menunjukkan tanda-tanda klinis akut harus dimusnahkan. Hewan yang tampak sehat, meskipun secara serologis menunjukkan adanya antibody terhadap BT, dapat dikonsumsi
Tindakan:
Dapat dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan penyakit BT adalah sebagai berikut:
1) Bila dijumpai kasus BT segera laporkan kepada Direktur Jenderal Peternakan termasuk tindakan sementara yang telah diambil dengan tembusan kepada Kepala Dinas Peternakan setempat.
2) Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan melarang impor hewan dari negara yang endemis BT.
3) Impor ternak domba dari daerah bebas BT perlu diikuti dengan vaksinasi terhadap BT karena sebagian besar daerah di Indonesia positif terdapat virus BT. Vaksinasi dilakukan sesuai dengan serotipe virus yang berada di daerah penerima ternak, sehingga kemungkinan terjadinya wabah BT dapat dihindarkan.
4) Penyakit BT merupakan salah satu penyakit arbovirus di mana vector serangga memainkan peranan yang sangat penting dalam penularan penyakit dari hewan ke hewan.
Pengendalian :
Vektor dapat  dilakukan dengan sanitasi kandang serta penyemprotan dengan insektisida.


Pengendalian :
¨   Stamping out : membakar hewan tersangka
¨   Pakan tidak diberikan kalau mengandung protein hewani asal ruminansia
¨   Membakar karkas sapi yang terserang BSE






v Administrasi: melapor ke
     pemerintah setempat
v Pencegahan:
Tidak menggembalakan sapi atau memelihara sapi bersama-sama domba, dilarang memasukkan domba ke daerah peternakan sapi (dari luar negeri, antar pulau dll)
v Pengendalian :
isolasi hewan sakit, hewan sakit di stamping out, hapus hama kandang
v Pemberantasan :
Isolasi hewan, bila 2 – 3 bulan tidak sakit dibebaskan, bangkai dibakar/ dikubur.












v Administrasi
v Pencegahan:
 Penyemprotan insektisida (vektor)
v Pemberantasan : isolasi, stamping out























Tindakan administrasi Penolakan: hewan dari daerah bebas
Pencegahan:
 vaksinasi di daerah tertular
Pemberantasan:
 sulit, stamping out
Daging : boleh dikonsumsi






















w Administrasi
w Pencegahan :
 vaksinasi, sanitasi
¨   Pengendalian dan pemberantasan :
Isolasi, stamping out, pembatasan daerah




























Pengendalian penyakit: Pencegahan :
-  Membeli DOC dari perusahhan pembibitan yang telah melakukan vaksinasi AE pada induknya
- Melakukan vaksinasi AE secara teratur.
Pengobatan :
Tidak obat yang dapat menyembuhkan penyakit avian encephalomyelitis (AE).



Pengendalian penyakit :
Pencegahan :
Vaksinasi CAA pada ayam –ayam induk pada masa pemeliharaan baik dengan vaksin aktif maupun vaksin inaktif ntuk meninggikan antibody induk selama berproduksi telur sehingga doc yang dihasilkan mempunyai aternal antibody yang tinggi.
Pengobatan :
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini, obat seperti NEO MEDITRIL, KOLERIDIN, COLIQUIN, AMPICOL (pilih salah satunya) diberikan selama 3-5 hari.


Pengendalian penyakit :
Pencegahan :
Vaksinasi menggunakan MEDIVAC POX. Vaksinasi cacar dianjurkan untuk dilakukan setelah ayam berumur 10 minggu, vaksinasi pada umur kurang dari 10 minggu kekebalan yang ditimbulkan tidak cukup lama sehingga harus diulang pada umur 10 minggu atau lebih.
Pengobatan :
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit fowl pox terutama bentuk basah. Usaha yang dapat dilakukan adalah menjaga supaya kondisi badan cepat membaik dan menignkatkan nafsu makan dengan menggunakan vita stress. Pada bentuk kering dapat dioleskan MOLD STOP, CIL, ANTIPICK, atau NEO ANTISEP pada luka setelah bungkul dipotong.


Pengendalian penyakit :
Karena penyakit ini disebabkan oleh virus maka tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit ini :
1.   Melakukan pencegahan secara dini, meliputu pembersihan dan sanitasi kandang, semprot kandang dengn formades
2.   Vaksinasi biasanya dilakukan pada induk-induk ayam yang breeding farm
3.   Mempertinggi daya tahan tubuh ayam dengan menberikan ransum yang bermutu baik dan vita strees
4.   Ransum harus dijauhkan dari kontaminasi virus
5.   Ayam yang positif terserang harus disingkirkan dari kelompok ayam yang sehat
6.   Pemeliharaan ayam dengan menggunakan system “ all ain all out”


Pengendalian penyakit :
Pencegahan :
1.Vaksinasi infectious bronchitis (IB) pada umur 4 hari dan diulangi pada umur 19-21 hari menggunakan Medivac IB H-120,
2.Melakukan sanitasi kandang, alat-alat peternakan dan sarana angkutan sapronak (dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan NEO ANTISEP, FORMADES ), mencegah tamu, hewan liar dan pemeliharaan lain masuk kelingkungan kandang.
3.Sanitasi tempat minum, tempat minum dicuci setiap 2 kali sehari.
4.Usaha peternakan dikelola dengan baik supaya tercipta suasana nyaman bagi ayam.
Pengobatan :
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infectious bronchitis, usaha yang dapat dilakukan pada ayam yang sudah terserang adalah membuat kondisi badan cepat membaik dan meransang nafsu makan dengan memberikan VITA STRESS.


Pengendalian penyakit :
Pencegahan :
1.   Vaksinasi secara teratur
2.   Melakukan sanitasi kandang (kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan antisep, formades atau Sporades), mencegah tamu, hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk kelingkungan kandang.
3.   Usahakn peternakan dikelolah dengan baik supaya tercipta suasana nyaman bagi ayam, ayam dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilakukan sisten “All in all out”.
4.   Sanitasi tempat minum tempat minum dicuci etiap kali 2 kali sehari,
Pengobatan :
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini, tindakan yang dilakukan yaitu mengusaakan supaya kondisi cepat membaik, nafsu makan diransang dengan vita strees dan air gula (sebagai pemberi energy) 50 gam tiap 1 liter
















No comments:

Post a Comment